22.6.09

Masa Depan Tanpa Nuklir Untuk Indonesia

Masa Depan Tanpa Nuklir Untuk Indonesia
sumber : Greenpeace

Jakarta, Indonesia — Setelah melakukan peluncuran komik di Jepara April lalu bersama Muria Institut dan kelompok masyarakat, Pada Minggu 21 Juni 2009 Greenpeace meluncurkan komik itu di gedung komunitas Salihara Jakarta selatan. Komik yang saat ini sudah dapat di lihat dalam bentuk cetak rencananya akan di distribusikan ke sekolah-sekolah di wilayah Jepara dan sekitarnya dimana PLTN akan dibangun.

Aksi teater yang di tampilkan oleh solar Generation menceritakan alur dari kisah Hidam dan Jaumai (pemeran utama di Komik Nucelar Meltdown - Pesan dari Kegelapan.

Tenaga nuklir telah disalah persepsikan sebagai solusi untuk mengatasi perubahan iklim. Industri nuklir saat ini sedang melakukan upaya putus asa, mencoba mencitrakan nuklir sebagai pilihan energi masa depan, kepada anak-anak muda melalui skema kehumasan global. Tetapi, anak muda Indonesia lebih pintar dari yang dikira oleh para pelaku industri nuklir, mereka faham bahwa tenaga nuklir itu berbahaya, mahal, teknologi terbelakang yang tak menawarkan apa pun sebagai solusi mengatasi perubahan iklim.

Greenpeace sendiri menyambut baik pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Magelang beberapa waktu lalu, bahwa dia tidak setuju pembangunan reaktor nuklir selama masih ada alternatif, serta pernyataan Perusahaan Listrik Negara (PLN) awal minggu ini, bahwa mereka tidak melihat tenaga nuklir sebagai pilihan salah satu dari sekian banyak sumber energi Indonesia di masa mendatang.

Indonesia mempunyai simpanan energi geothermal terbanyak di dunia, dan sudah punya rencana untuk mensuplai 5 gigawatt energi dari geothermal ini pada 2014. Greenpeace mendesak pemerintah untuk meningkatkan target energi terbarukan, seperti geothermal, angin, matahari, mikro hidro, sekaligus meningkatkan kualitas hukum dan peraturan, yang selama ini menjadi batu sandungan terbesar dalam investasi di bidang energi terbarukan.

Peningkatan besar energi terbarukan, penghentian penggunaan batubara, dan penghapusan rencana pembangunan reaktor nuklir, harus dikombinasikan dengan implementasi program efisiensi energi berskala besar. Ini satu-satunya solusi yang bisa membawa kita terhindar dari bencana iklim, dan memberikan masa depan yang kita inginkan bersama

Indonesia saat ini hanya memanfaatkan kurang dari 5% dari potensi energi terbarukan yang ada. Greenpeace menggaris bawahi kebutuhan akan kepemimpinan negara yang kuat untuk membuat peraturan akan penggunaan energi terbarukan secara massal. Sebagai perbandingan, China yang pada tahun 2005 mengimplementasikan Undang-Undang Promosi Energi Terbarukan, berhasil membawa negara dengan emisi gas rumah kaca terbesar di dunia itu menjadi negara yang paling maju dan cepat dalam mengembangkan tenaga angin, dan sangat membantu China menurunkan tingkat emisi dengan sangat cepat.

Related Post



0 komentar:

Posting Komentar