26.5.09

Sebuah Harapan Untuk Penyelamatan Hutan Indonesia

Sebuah Harapan Untuk Penyelamatan Hutan Indonesia

sumber : Greenpeace

Beijing, Cina — Negara yang baru saja menggelar olimpiade termegah dalam sejarah dan negara dengan kekuatan ekonomi baru yang sangat besar. China dengan penduduk hampir 1,3 milliar jiwa merupakan negara penting untuk penjualan hasil-hasil sumber daya alam Indonesia. Beberapa tahun lalu kita mendengar bahwa negara ini menjadi tempat penampungan yang sangat besar untuk kayu-kayu bernilai ekonomis tinggi yang ditebang secara illegal dan diselundupkan dari hutan-hutan yang ada di Papua.

Saat ini China adalah negara terbesar kedua setelah india yang mengkonsumsi minyak sawit dari Indonesia. Penebangan kayu maupun perluasan lahan perkebunan kelapa sawit adalah dua hal yang sangat penting pendorong deforestasi di Indonesia. Dengan demikian china adalah negara yang sangat berperan penting dalam menahan laju deforestasi di Indonesia.

Sejak dua hari yang lalu saya berada di Beijing, Ibukota negara China untuk mulai melakukan perjalanan kampanye saya memberikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat china dan juga perusahaan-perusahaan pembeli minyak sawit. Mereka harus menyadari bahwa mereka juga ikut bertanggung jawab terhadap penggundulan hutan di Indonesia. Permintaan produk minyak sawit oleh pasar China dari Indonesia semakin hari semakin tinggi, permintaan minyak sawit tersebut diperuntukkan untuk keperluan konsumsi masyarakat China ataupun untuk diolah kembali menjadi produk lanjutan yang kemudian di ekspor ke Eropa, Amerika Serikat atau mungkin kembali ke Indonesia.

Menurunnya konsumsi minyak babi di china akibat flu babi dan tingginya kebutuhan masyakat china terhadap minyak nabati menjadikan minyak sawit semakin diburu oleh pasar china. Minyak sawit juga bisa di dapatkan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan minyak nabati atau hewani lainnya.

Dalam perjalanan saya menuju china, saya sempat membaca sebuah surat kabar dengan headline pemerintah china mengambil langkah besar untuk menurunkan emisi gas rumah kacanya sebesar 40% pada tahun 2020 dihitung dari level GHG tahun 1990. Bagi saya ini adalah berita yang sangat menyenangkan. Namun yang harus di pastikan oleh pemerintah china adalah produk-produk yang mereka gunakan tidak menghasilkan emisi di tempat lain atau negara lain seperti hal minyak sawit. Semoga perjalanan kampanye ini bisa menggugah kesadaran masyarakat dan media china betapa pentingnya peran mereka untuk mengurangi deforestasi di Indonesia.

Related Post



0 komentar:

Posting Komentar